Posted in

Kontroversi FIFA: Terkait Konflik Palestina-Israel

WARTA NUSANTARA – FIFA tengah berada dalam situasi yang sulit dengan banyak pihak mendesak untuk menggusur Israel dari dunia sepak bola. Permintaan ini muncul sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh Israel ke Palestina, yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. Presiden FIFA, Gianni Infantino, berencana untuk mengadakan pertemuan darurat sebagai tanggapan atas situasi ini. Nampaknya, FIFA akan mengambil tindakan tegas terhadap Israel setelah Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengajukan proposal kepada kongres tahunan FIFA di Bangkok.

Proposal ini, yang mendapat dukungan dari Federasi Sepak Bola Aljazair, Irak, Yordania, Suriah, dan Yaman, belum disampaikan kepada anggota asosiasi FIFA pada Jumat lalu. Infantino mengungkapkan bahwa keputusan terkait hal ini akan diambil dalam pertemuan darurat dewan organisasi FIFA pada akhir Juli.

Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), Jibril Rajoub, dengan tegas menyatakan, “Saya meminta Anda untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah ini. Penderitaan jutaan orang, termasuk ribuan pesepakbola, seharusnya tidak diabaikan. Jika bukan sekarang, kapan lagi? Tuan Presiden, keputusan ada di tangan Anda.” Rajoub menegaskan pandangannya sebagai bagian dari upaya untuk menekan FIFA agar bertindak atas situasi konflik yang melanda Palestina dan Israel.

Sementara itu, Presiden Federasi Sepak Bola Israel, Shino Moshe Zuares, menanggapi tuduhan dari Rajoub dengan menyatakan, “Kami dihadapkan pada upaya politis dan permusuhan yang dilancarkan oleh asosiasi Palestina dengan tujuan merugikan sepak bola Israel. Tujuh bulan setelah kejadian tragis tersebut, di mana pertandingan sepak bola tidak dapat dilaksanakan di sebagian besar wilayah Israel, baik di utara maupun di selatan, dan lebih dari 130 warga Israel masih ditahan di Gaza, adalah ketidakadilan bahwa dalam situasi seperti ini kami masih harus berjuang untuk mendapatkan hak dasar kami untuk terlibat dalam permainan.” Zuares menekankan bahwa hak mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga harus dihormati, terlepas dari konflik politik yang terjadi.

Infantino, dalam konteks ini, menyerukan agar sepak bola menjadi kekuatan penyatuan ketika konflik merajalela di berbagai belahan dunia. Dia mengungkapkan pandangannya saat membuka kongres FIFA di Bangkok pada Jumat (17/5/2024), menunjukkan pentingnya olahraga sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dan persatuan di tengah-tengah ketegangan politik yang ada.

“Kami mengatakan sepak bola menyatukan dunia. Tapi kita semua juga tahu bahwa saat ini kita hidup di dunia yang sangat agresif, di dunia yang sangat terpecah. Jadi menyatukan dunia ini adalah tanggung jawab kita. Itu adalah jawaban kita terhadap agresi tersebut. Jawaban kita untuk kebencian. Jawaban kami terhadap perang,” ujar Infantino seperti yang dikutip dari Africa News.

Pernyataan tersebut muncul dalam konteks FIFA sedang mencari nasihat hukum terkait proposal dari Palestina untuk menangguhkan Israel dari arena sepak bola internasional. Infantino juga menambahkan, “Saya berdoa untuk anak-anak yang kehilangan orang tua mereka. Saya berdoa untuk semua orang yang menderita hal yang tak terbayangkan. Saya berdoa untuk mereka semua. Dan, seperti Anda semua, saya hanya menginginkan satu hal, hanya satu hal: perdamaian. Damai.”

“Tapi, apa yang bisa kita lakukan? Apa yang bisa kita lakukan? Kami adalah organisasi sepak bola dan sepak bola hadir untuk menyatukan, bukan untuk memecah belah. Kadang-kadang, lebih mudah untuk memecah belah, seperti yang saya katakan sebelumnya, namun, kita di sini untuk bersatu dan saya tidak ingin memecah belah. Saya tidak ingin memecah belah Kongres ini. Saya tidak ingin memecah belah FIFA. Saya tidak ingin memecah belah 211 negara anggota kami.” Tuturannya mencerminkan tekad FIFA untuk mempertahankan kesatuan dalam menghadapi perpecahan yang muncul akibat konflik politik.

Tinggalkan Balasan